Titrasi Redoks
Semula
istilah “oksidasi” diterapkan pada reaksi suatu senyawa yang bergabung dengan
oksigen dan istilah “reduksi” digunakan untuk menggambarkan reaksi dimana
oksigen diambil dari suatu senyawa. Suatu reaksi redoks dapat terjadi apabila
suatu pengoksidasian bercampur dengan zat yang dapat tereduksi. Dari percobaan
masing-masing dapat ditentukan pereaksi dan hasil reaksi serta koefisiennya
masing-masing (Syukri, 1999).
Reduksi–oksidasi
adalah proses perpindahan elektron dari suatu oksidator ke reduktor. Reaksi reduksi
adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi terjadinya penurunan bilangan
oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron atau reaksi
terjadinya kenaikan bilangan oksidasi.
Reduksi–oksidasi
adalah proses perpindahan elektron dari suatu oksidator ke reduktor. Reaksi
reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi terjadinya penurunan
bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron atau
reaksi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi. Jadi, reaksi redoks adalah reaksi
penerimaan elektron dan pelepasan elektron atau reaksi penurunan dan kenaikan
bilangan oksidasi. Reaksi redoks secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :
Ared + Boksà Aoks + Bred
Jika
suatu logam dimasukkan ke dalam larutan yang mengandung ion logam lain, ada
kemungkinan terjadi reaksi redoks, misalnya:
Ni(s) + Cu2+(l) àNi2+ + Cu(s)
Artinya
logam Ni dioksidasi menjadi Ni2+ dan Cu2+ di reduksi menjadi logam Cu.Demikian
pula peristiwa redoks tersebut terjadi pada logam lain seperti besi. Sepotong
besi yang tertutup lapisan air yang mengandung oksigen akan mengalami korosi
(Arsyad, 2001)
Titrasi
redoks melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titrant dan analit.Titrasi
redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifat
sebagai oksidator atau reduktor. Aplikasi dalam bidang industri misalnya
penentuan sulfite dalam minuman anggur dengan menggunakan iodine, atau
penentuan kadar alkohol dengan menggunakan kalium dikromat. Beberapa contoh
yang lain adalah penentuan asam oksalat dengan menggunakan permanganate,
penentuan besi(II) dengan serium(IV), dan sebagainya.
Titik
titrasi dalam titrasi redoks dapat dilakukan dengan mebuat kurva titrasi antara
potensial larutan dengan volume titrant, atau dapat juga menggunakan indicator.
Dengan memandang tingkat kemudahan dan efisiensi maka titrasi redoks dengan
indicator sering kali yang banyak dipilih. Beberapa titrasi redoks menggunakan
warna titrant sebagai indicator contohnya penentuan oksalat dengan
permanganate, atau penentuan alkohol dengan kalium dikromat.
Beberapa
titrasi redoks menggunakan amilum sebagai indicator, khususnya titrasi redoks
yang melibatkan iodine. Indikator yang lain yang bersifat reduktor/oksidator
lemah juga sering dipakai untuk titrasi redoks jika kedua indicator diatas
tidak dapat diaplikasikan, misalnya ferroin, metilen, blue, dan nitroferoin.
Macam-macam titrasi Redoks
1.
Permanganometri
2.
Iodine terdiri dari:
·
Iodometri
·
Iodimetri
·
Iodatometri
3.
Bromo,terdiri dari :
·
Bromometri
·
Bromatometri
4.
Cerimetri
5.
Dikromatometri
6.
Nitrimetri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar