Pada postingan
sebelumnya telah di jelaskan pengertian titrasi, tapi agak berbeda dengan
bahasan kali ini. Yuuuukk kita lihat…………………
Apa itu
ARGENTOMETRI????????????????
Argentometri adalah
suatu proses titrasi yang menggunakan garam argentum nitrat (AgNO3)
sebagai larutan standard. Dalam titrasi argentometri, larutan AgNO3
digunakan untuk menetapkan garam-garam halogen dan sianida karena kedua jenis
garam ini dengan ion Ag+ dari garam standard AgNO3 dapat
memebentuk suatu endapan atau suatu senyawa kompleks sesuai dengan persamaan
reaksi berikut ini :
NaX
+ Ag+ Û AgX
+ Na+ ( X = halida )
KCN
+ Ag+ Û AgCN
+ K+
KCN
+ AgCN Û K{Ag(CN)2}
Argentometri
termasuk salah satu cara analisis kuantitatif dengan sistem pengendapan. Cara
analisis ini biasanya dipergunakan untuk menentukan ion-ion halogen, ion perak,
ion tiosianat serta ion-ion lainnya yang dapat diendapkan oleh larutan
standardnya. Titrasi argentometri terbagi menjadi beberapa metode penetapan
disesuaikan dengan indicator yang diperlukan dalam penetapan kadar yaitu :
1.
Metode Mohr
Atau nama lainnya
metode dengan pembentukan endapan
berwarna. Dalam cara ini, ke dalam larutan yang dititrasi ditambahkan
sedikit larutan kalium kromat (K2CrO4) sebagai indikator.
Pada akhir titrasi, ion kromat akan bereaksi dengan kelebihan ion perak
membentuk endapan berwarna merah dari perak kromat, dengan reaksi :
CrO42- +
2Ag+ Û Ag2CrO4
Contoh Hasil
titrasi menggunakan metode Mohr
Konsentrasi ion
klorida dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan larutan
standart perak nitrat. Endapan putih perak klorida akan terbentuk selama proses
titrasi berlangsung dan digunakan indicator larutan kalium kromat encer.
Setelah semua ion klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik
akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan indicator membentuk endapan coklat
kemerahan Ag2CrO4 (lihat gambar). Prosedur ini disebut sebagai titrasi
argentometri dengan metode Mohr.
Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
Ag+(aq) + Cl-(aq)
-> AgCl(s) (endapan putih)
Ag+(aq) +
CrO42-(aq) -> Ag2CrO4(s) (coklat kemerahan)
2.
Metode Volhard
Atau nama lainnya
metode dengan cara pembentukan ion
kompleks berwarna. Dalam cara ini, larutan standard perak nitrat
ditambahkan secara berlebih ke dalam larutan analit, kemudian kelebihan ion
perak dititrasi dengan larutan standard amonium atau kalium tiosianat dengan
menambahkan ion feri (Fe3+)
sebagai indikator. Pada akhir titrasi, ion feri akan bereaksi dengan kelebihan
ion tiosianat memebentuk ion kompleks {Fe(SCN)6}3- yang
berwarna coklat.
X +
Ag+ Û AgX
+ Ag+ sisa
Ag+ sisa +
SCN- Û AgSCN
Fe3+ +
6 SCN- Û {Fe(SCN)6}3-
3.
Metode Fajans
Atau nama lainnya
metode dengan menggunakan indikator
adsorpsi (metode Fajans). Titik akhit titrasi dalam titrasi dengan cara ini
ditandai dengan berubahnya warna endapan AgX sebagai akibat dari adanya
adsorpsi endapan AgX terhadap pereaksi pewarna yang ditambahkan. Indikator yang
sering digunakan adalah fluorescein dan eosin.
Indikator adsorbsi
merupakan pewarna, seperti diklorofluorescein yang berada dalam keadaan
bermuatan negative dalam larutan titrasi akan teradsorbsi sebagai counter ion
pada permukaan endapan yang bermuatan positif. Dengan terserapnya ini maka
warna indicator akan berubah dimana warna diklorofluorescein menjadi berwarna
merah muda. Mekanisme teradsorbsinya indicator ini ditunjukkan oleh gambar
berikut ini:
akhirnya dapat juga.
BalasHapusmakasih atas tulisannya :)